Pages

Selasa, 29 November 2016

Bedanya Moana dengan Putri Disney Lain



Ketika selesai mengunyah kulit fried chicken, tiba-tiba saya dapat wangsit untuk menonton Moana. Jadilah saya menonton Moana, yang sebenarnya jenis film yang paling saya hindari buat nonton di bisokop. Buat saya nonton film Disney dengan tema putri di bioskop sama aja rugi.

Ternyata keputusan saya nonton Moana hari itu tepat, soalnya Moana ini berbeda dengan film putri Disney. Ada banyak pesan yang disampaikan oleh film ini, secara tersirat. Ini kesan yang saya tangkap setelah menonton film Moana: 

1. Moana gak menye menye

Disney boleh diacungi jempol kali ini. Ia menempatkan perempuan yang diwakili Moana sebagai sosok yang gak menye menye, lenje, atau apapun itu. Feminisme kelihatan betul disini, karena Moana punya karakter pemberani, rela berkorban, ga mudah menyerah, jago bela diri, cepat belajar, dan gak moodyan. Hebatnya lagi Moana bahkan ditunjuk jadi the next kepala suku dan semua rakyatnya setuju. 

Uniknya sosok Maui justru lebih grumpy, moody, narsis, dan sering sarkas. Tenang Maui tetap keren, karena dia tulus mengaku kalau Moana adalah penolongnya (pas adegan kepalanya hiu kakinya manusia).

Pada akhirnya dua karakter ini punya kekuatan yang seimbang dan butuh satu sama lain sebagai penyemangat dan penolong di saat susah. Bukan cuma ketusuk jarum terus dicium bagun atau dijemput dikasih sepatu kaca terus hilang semua penderitaan. 

2. Alam bisa marah
Te Fiti itu sebenarnya sosok alam yang ngamuk karena udah diapa-apain, alias diambil jantung hatinya. Sebenarnya sama kayak di dunia nyata, alam juga bisa marah kalau dirusak dengan berbagai bencana yang timbul setelahnya. 

3.Kepiting blink blink yang maruk

Kepiting blink blink entah siapa lah namanya mirip lambang keserakahan. Manipulator handal dengan cahayanya nipu ikan-ikan kecil terus dimakan. Tempat tinggalnya di alam monster sebenarnya sudah menggambarkan lingkungan yang menyeramkan dan kayaknya dia mager gitu ya? #Inisotoyabis, tapi satu yang saya suka dari kepiting blink-blink, suaranya bagus. 

4. Pembuktian ke orang tua 
Moana sebenarnya adalah pembuktian kalau anak bisa melakukan sesuatu sesuai mimpi dia meski orang tuanya gak ada yang dukung. 

5. Persepsi kecantikan yang baru

Gak harus berambut pirang, pinggang kecil, pantat bahenol, make up tebal buat cantik. Moana cantik dengan kulit coklat, rambut keriting, dan badan berisi. Jangan lupain tato yang banyak ditampilkan di film ini. sedikitnya membuat persepsi tato itu bukan rebel apalagi perlu ditakutin. 

6. Endingnya gak nikah

"Itu jadian ya berdua?" tanya saya sama teman yang duluan nonton. Jelas saya suudzon Hampir semua film putri Disney tamatnya nikah. Gak ngerti kenapa begitu, seakan akan nikah adalah akhir segalanya dan kehidupan akan lebih baik. Di Moana semua lebih wajar ketika dia pulang dan terus menjelajah mencari pulau baru. 


0 komentar:

Posting Komentar