Pages

Rabu, 03 Januari 2018

Tembok Lara

Ada satu tembok yang paling saya takuti, sekaligus kasihani
Tembok ini tembok paling kuat
Saksi bisu puluhan ribu orang yang menangis
Di hadapannya silih berganti tubuh terbaring tak lagi bernyawa
Diam bergeming
Disaksikannya jiwa jiwa yang mencoba ikhlas, marah, putus asa
Dalam titik terendah kehidupan ia ada
Diciptakan untuk menampung lara
Menjadi sekat antara hidup dan mati yang sebenarnya tipis


Setelah saya menulis ini, saya bayangkan jika tembok rumah duka sekuat ini, bagaimana Tuhan, yang biasa hadir di titik terendah hidup manusia.

0 komentar:

Posting Komentar