Pages

Minggu, 15 Juni 2014

Diantar Matarmaja (Malang Part I)

Alkisah ini cerita jaman dahulu kala yang sudah lama sekali, tetapi baru sempat ditulis sekarang karena sang penulis sibuk memikirkan hal yang menyibukannya. Ini adalah perjalanan 5 anak manusia yang lebih mirip sama teletubies di Malang, Jawa Timur. Ayook reek dibacaak...

November 2013.

Disaat semua teman gue hectic dan stress skripsi. Gue memutuskan 'tuk pergi ke timur Jawa mencari kitab cinta. #iuuhhh. Cinta Indonesia maksudnya, sekalian ngeceng anak-anak Malang ya gapapa ya. Gue juga lagi skripsi saat itu. Tapi kita harus tentukan prioritas bukan? dan pergi ke Bromo adalah prioritas gue di bulan itu. hahaha. Bukannya apa men, hampir 5 bulan gue berkelut dengan dunia magang, lanjut laporan magang, masih ada 3 kelas, dan mengerjakan skripsi dalam 1 semester. Gak ada yang salah kalau gue rehat seminggu aja kan ya? selama dosen pembimbing gue tak tahu gue pergi main. Hihihhi.

Jadi pergilah gue bersama teman-teman seperguruan gue dari Radio Untar. 4 orang itu bernama TinkyWingky, Dipsy, Lala, Po.  Ruru, Dew-Dew, Yos, Chandra. Konsep pergi kali ini adalah backpaker. Walau sampai sana backpaker hanyalah angan semata. Perjalanan dimulai dari Stasiun Kereta Api Senen Jakarta. Gue dkk putuskan untuk naik kereta ekonomi AC, karena katanya kereta ekonomi sekarang udah keren. ga kayak dulu lagi yang bisa segerbong sama kambing. Tapi bukannya bagus ya kalau segerbong sama kambing? Kalau lapar kita tinggal sate kambing itu. Kalau kedinginan kita bisa hangatkan tubuh dengan kulit kambing, kalau sakit perut pengen BAB, kita bisa salahin kambing itu "Kambing! kamu tuh kok BAB sembarangan sih! Jorok banget kamu"


                                 

Perjalanan ke Malang pakai KA Ekonomi AC Matarmaja, Jakarta- Malang menempuh perjalanan 17 jam! agak ekstrem sebenarnya buat gue yang baru pertama kali naik kereta untuk bepergian. Saat di stasiun Senen, kita melihat pemuda-pemuda lain yang udah kelihatan bgt preapare buat naik gunung Semeru. Sedangkan gue kelihatan bgt anak pantai yg ga bisa move on. Mereka bawa carrier gunung yang tingginya super tinggi (sampai gue curiga dia bawa kulkas didalamnya) sedangkan gue pakai baju barong dan sandal jepit XD. sungguh seperti langit dan bumi. Setidaknya gue bangga, teman gue Chandra bawa carrier hasil pinjaman temannya, yg entah kenapa carrier itu kempes, karena barangnya terlalu dikit. Yang paling absurd di carrier itu ada sekop kecil. Gue ngerti sekop digunakan untuk boker saat lu naik gunung. Tapi kalau perjalanan city tour kayak gue dkk, apa yg chandra lakukan dengan sekop itu? Menanam bunga? Atau nyemen tembokkah?

Lagi dan lagi Yos telat. ada yang pernah nonton film 5 cm ketika si Saykojinya telat di Stasiun. Yak! hal ini berlaku sama gue dkk, dan itu bukan hal yg keren kayak di adegan 5 cm. Tapi membuat jantung copot. Ternyata kereta itu kalau dia bilang dia berangkat jam 2 sore. Ya jam 02.00 dia berangkat ga kayak pesawat yg nama lu disebut-sebut suruh masuk pesawat. Si Yos bahkan ditelpon bilang, tinggalin aja gue. Gue naik kereta selanjutnya. Bukannya sedih atau iba. Kita berang men! ngapain dia bisa terlambat di saat penting begini. Akhirnya terjadilah adegan lari-lari Yos dan Chandra mengejar kereta yg uda mulai berjalan. fiuuh #lapkeringatdiketek

Pertama gue masuk ke KA nya, bagus kok. seriusan. bersih dan dingin. Walau ACnya agak anti mainstream. AC nya bukanlah AC kayak di bus atau di pesawat. yg dipakai adalah AC rumah men! seriusan AC rumah yg warnanya putih yang ada remotenya itu. Tapi entah dimana remotenya disembunyikan, jadi kalau malam dinginya mencekam abis. Toiltetnya dalam bayangan gue adalah yang joroknya super, tapi ternyata toiletnya bersih! malah toilet ekonomi ac mirip sama toilet KA eksekutif yg belakangan gue naikim. Yang paling yahut adalah kursinya. Kursinya hadap-hadapan ber-empat dan tegaknya 90 derajat. Jadi kalo yg ga siap naik KA ekonomi AC lebih baik anda bawa tukang refleksi saat bepergian. hahahaa.

gerbong KA AC
                          

Naik ekonomi AC ternyata seru banget. Banyak pengalaman yg gue ga dapat pada saat naik kereta Eksekutif. Gue mengalami moment-moment sederhana dan absurd yang menjadi seninya perjalanan. (Karena travelling itu bukan pada tujuannya, tapi pada perjalanannya). Jadi pas di kereta Matarmaja itu teman sebangku gue, Ruru, dan Dew adalah seorang Bapak yang uda separo baya. Dia asli orang Malang. Tapi kadang dipanggil kerja untuk benarin spare part bus di Jakarta. Dia punya 3 anak, dan berapa cucu gituuh. Trus dia cerita, kalau saat dia pulang ke Malang dia banyak banget ketemu orang dengan latar belakang yang aneh. Dia pernah ketemu sama 3 saudara, yang minggat dari rumahnya di Jakarta ke Malang. Anak yang paling tua, duduk di bangku SMA. Mereka bilang alasannya minggat karena ortunya kebanyakan kerja ga merhatiin mereka :''( Ke Malang ya ngasal aja, karena mereka ga punya sanak saudara. Karena iba, si bapak bawa 3 orang anak itu ke rumahnya. dirawatlah anak itu, dan si anak itu ga mau kasih tau no telpon atau alamat rumahnya. Usut punya usut itu anak bawa duit segepok (banyaklah intinya) Jadilah si bapak ini tour guide dadakan anak-anak ini. Akhirnya 2 minggu ke depan adik yg paling kecil sakit (sakitnya kayak kangen orang tua) dan si Bapak maksa mereka untuk pulang, karena kasian adiknya, dan mereka juga harus sekolah.

Pernah juga Bapaknya bawa 1 orang ibu dan anaknya yang masih kecil pulang ke rumahnya. Sampai keluarga si bapak bilang "siapa lagi yang bapak bawa pulang?". si Ibu dan si anak itu adalah korban kekerasan (KDRT). Kebetulan duduknya, lagi-lagi hadap-hadapan sama si Bapak itu. si Bapak bingung kenapa mereka penuh luka. anakna yang balita, tubuhnya banyak bekas sundutan rokok. Lalu berceritalah ibu itu kalau dia kabur dari suaminya ke Malang untuk cari saudaranya, yang dia cuma tahu nama kampungnya. Duit si ibu  habis beli tiket, cuma sisa 5000 rupiah. Karena iba, si bapak bawa pulang ke rumahnya. dan disana si Ibu dan si anak itu baru dianter anak Bapak untuk cari saudaranya di ampung itu. 1 minggu kemudian si Ibu bersama saudaranya kerumah bapak itu untuk kasih hasil bumi (sayuran,umbi,dll) untuk ucapan terimakasih. 

Si bapak juga cerita tentang ketidak-setujuan dia dengan kebiasaan orang-orang Malang yang fanatik sama klub sepakbolanya. dia bilang "ngabisin uang dapur". Hahahaha. karena ternyata orang Malang cinta banget sama Persema. Mau laki atau perempuan, tua atau muda. bahkan nenek-nenek daerah Srumahnya pun kalau Persema tanding, mereka harus kudu nonton di stadion. Gue bahkan baru tahu ada sebutan khusus untuk fans laki dan perempuan Persema. Si bapak ini begitu sederhana dan low profile. Gue, dkk tawarin biskuit-biskuitan dia ga pernah mau. satu-satunya makanan yg gue tawarin, dan dia mau adalah permen vitamin C. Dan ternyata kepulangan bapak kali ini ke Malang juga istimewa. Karena seorang anaknya baru melahirkan, jadi dia punya cucu baru deh. Dia pulang mau langsung ke rumah sakit untuk nengok anak dan cucunya. dan dia ngebayangin pas di stasiun cucu-cucu lain udah mengunggu dengan ramainya. Karena rumahnya si Bapak ini letaknya dekat Stasiun Kota Baru Malang. Ngak lupa pas turun dia jelasin lagi rute yang harus gue dkk ambil untuk ke Bromo. Dia ganti baju koko dulu sebelum turun dan kita salaman perpisahan.

Pernah ga kepikir masa tua kalian akan seperti apa? abis ketemu bapak itu gue jadi ngebayangin, mungkin suatu saat gue yang akan ketemu orang saat travelling dan cerita pengalaman-pengalaman seru.

lalu ibu-ibu sebelah gue nanya abis bapaknya turun "Dek, nga kamu tanya nama Bapaknya?" Bando! ya ampyun! gue lupa. hahahaa.

Selain ketemu Bapak tadi yang berkesan saat naik kereta Ekonomi AC adalah para penjualnya! Gokil men, setelah gue perhatikan semua barang di jual sama pedangang asongan di kereta. dengan penyebutan yg ear catching. Misal tukang nasi goreng ada nadanya gitu na....SI! go...RENG! atau tukang teh kotak yang cara jualannya nyebut tehkotaktehkotak dengan supercepat. Masker, peniti, gunting kuku, keong goreng, pecel, bakpia, kipas, semua dijual! yang paling absurd adalah saat jam 2 atau 3 malam akhirnya gue bisa tidur setelah pasrah sama posisi kursi yg sangat tegak, tiba-tiba gue dibangunin sama ibu-ibu penjual asongan "De, de uda sampai Solo de. De, de. uda di stasun Solo". Gue lansung bangun dong, gila cepet banget uda sampai! pas gue lihat palangnya Stasiun Solo Balapan. Mau nangis rasanya ya ampyuun. Uda tidurnya susah, dibangunin, dan alhasil gue makan biskuit regal sambil nyariin susu anget. Gue bingung, emang muka gue kayak orang Solo kah? T_T. Ibu kenapa kau bangunkan aku.
Ada juga tukang masker muka yang cara jualannya lempar masker yang banyak ke paha penumpangnya. Kalau tertarik mau beli baru bayar. Di jakarta jg ada yang cara jualannya begini. Tapi yang di lempar biasanya 1 buah. Nah ini, pas gue itung yang di lempar 11 masker sama dia ke paha gue. Doi kira paha gue keranjang masker kali ya? hahaa. Trus gue bilang ke Ruru " Gu bingung deh ka ru. Orang sini kok jualannya begini ya?, ga takut dicolong apa". Trus Ruru bilang " Kayaknya cuma orang Jakarta yang mikir kayak lu sil. Jakarta keras ya". Dan setelah hampir seminggu gue di Malang, Jakarta memang keras teman-teman sekalian!
Yang paling indah saat naik kereta Ekonomi AC adalah saat lu butuh sesuatu barang itu ada. Misalhnya pas transit di stasiun Tugu Jogja, tiba-tiba gue mau makan gudeg. dan secara ajaib tiba-tiba ada suara ibu-ibu "Gudeg! Gudeg!" lansung ngibrit gue lari nyari sumber suara itu. dan berhasil makan gudeg pake nasi anget, dan pake sambel yang tumben pedes abis. Indahnyaaaaa naik kereta Ekonomi AC...


Senin, 21 April 2014

Pengalaman Tak Terlupakan Saat Magang

Dari banyaknya liputan yang gue jalani saat magang, ada satu liputan yang paling membekas. Yaitu liputan orang hilang ke Panti Tuna Grahita (keterbelakangan mental) di Cengkareng bersama Mas Nur dan Yogi (teman magang dari YAI).

Hari itu hari Jumat, Karena Mas Nur pakai baju koko, dan gue sangat santai jalannya (biasanya gue jalan cepat abis,ngejar waktu). Rencananya gue mau ngetem di studio. Belajar dari orang-orang studio. Sampai ketika itu gue diajak Mas Nur ikut ke panti Tuna Grahita untuk liputan orang hilang.  Gue jadi reporter, dan Yogi jadi Kameramen. Biar dia yang ngawasin dan ajarin (biasanya dia liputan selalu sendiri, reporter merangkap kameramen). Okelah siap sedia sip. Lalu kita cuss bersama ke Cengkareng bersama Pak supir yang ternyata itu adalah hari pertamanya mengantar liputan berita (biasanya dia ngatar anak-anak inbox).
 
Gue uda pernah ke Panti asuhan dan panti jompo. Tapi Panti tuna grahita benar-benar diluar bayangan gue. Saat itu semua anak panti sedang ada di lapangan karena ada kunjungan dari ibu-ibu Polwan. Mereka menari dan bernyanyi bersama. Nah ketika gue datang itu sudah di penghujung acara. Jadi ketika ibu-ibu Polwan sudah selesai, Mas Nur langsung mencari ibu ketua panti untuk minta izin liputan anak hilang. Ketika ibu-ibu Polwan sudah pergi, anak-anak panti datangin gue, salim (mencium tangan) gue, menyapa, dan ada juga yg lansung meluk. (yang paling lucu ada yang bilang minta seribu, lalu dikasih permen sama Yogi. hahaha).

Anak-anak di panti Tuna Grahita ini rata-rata adalah anak-anak hasil razia GePeng (Gembel dan Pengemis di Jalanan Ibukota. ada juga anak yang pergi dari rumah, kesasar dan ga tau arah pulang (bukan butiran debu ya). Pertama sampai panti reaksi gue dan Yogi sama. Yakni bengong. Ga pernah sama sekali  terlintas di pikiran gue anak-anak jalanan keterbelakangan mental atau down syndrom. Sampai gue di panti itu melihat banyaknya anak-anak tuna grahita. Yang entah bagaimana dieksploitasi oleh sebagian orang untuk mengemis dan mengamen di jalanan, dibuang oleh orang tua yg malu dgn anaknya yg keterbelakangan mental kejalanan atau yang paling parah dipekosa oleh orang dekat, atau orang yang mereka temui saat tersesat di jalanan. Tidak memungkiri banyak orang tua yg sayang dengan anak tuna grahitanya, tapi karena kurangnya pengawasan (ekonomi rendah, orang tua harus sambil bekerja), anaknya hilang.

Ga pernah kebayang juga dengan Mas Nur, yg selalu sendirian liputan wawancara mulai dari ibu ketua panti, anak-anak yg keterbelakangan mental, dan menyorot aktivitas mereka. (Beliau uda kerja 23 tahun di SCTV). Banyak pertanyaan yang gue lontarkan ke Mas Nur ttg pekerjaanya. Apakah ada yang pernah berhasil dipertemukan antara keluarga dan anak hilang itu? darimana anak-anak itu? Apa suka dukanya selama 23 tahun ini? Kenapa dia liputan sendiri? Dan masih banyak lagi (kebiasaan gue setiap magang: wawancarai wartawan). Dari ngobrol bareng Mas Nur, gue sadar banyak anak Indonesia dalam kondisi yang super memprihatinkan. Anak jalanan, selain pendidikan, gizinya ada 1 lagi yang terlupakan. Kesehatan seksual atau reproduksi mereka. Entah berapa banyak kasus pemerkosaan, sodomi, atau kawin (bukan nikah ya) dibawah umur yg terjadi pada anak-anak jalanan yang luput dari perhatian kita sebagai masyarakat dgn ekonomi dan keluarga baik-baik. Kata Mas Nur bukan masa depan mereka doang yang hancur. Fisik, dan segalanya hancur.
   
Gambaran yang tidak pernah gue lupakan dari liputan hari itu. Ketika waktu makan bersama anak panti Tuna Grahita. Mereka makan bersama, dan bahagia, walau dengan lauk 1 telor rebus, dan kuah sayur asem. Seorang anak panti bernama Fitri, sebelum makan dia berdoa tanpa disuruh oleh siapapun dengan khusuk dan waktu yg lama.  Bagaimana seorang Fitri yg keterbelakangan mental  bisa bersyukur atas makanannya yang sederhana sedangkan gue dan mungkin kita semua dengan makanan yg berlebih berdoa dengan kilat, atau kadang lupa berdoa sama sekali (malah motret-motret makanannya).

Lebih kerennya adalah para pekerja sosial Ibu-Ibu dan Bapak- Bapak penjaga panti yang setia dan dengan sabarnya mengajari anak tuna grahita belajar, membuat prakarya, melayani makan, membersihkan segala kotoran. Butuh kesabaran super duper tinggi. Bayangkan menghadapi anak normal aaja tidak mudah, bagaimana menghadapi anak keterbelakangan mental.

Kebetulan pula hari itu ada seorang Bapak yang menjemput anaknya yang berumur 5 atau 7 tahun ya (lupa, hehe) bernama Iqbal yang sudah hilang selama 4 hari. Jadi anaknya ini keterbelakangan mental bicaranya cuma sepatah kata dan tak jelas. Suatu hari dia main, trus ikut naik bus jurusan lebak bulus, lalu diajak ngamen oleh anak-anak pengamen. Kemudian terjaring razia gepeng oleh petugas. Ada keharuan ketika Iqbal yg tidak bisa bicara bertemu ayahnya dan lansung berlari memeluk ayahnya.

Nah, dari sana ikutlah kami ber 3 (Mas Nur, gue, Yogi ) ke rumah Iqbal untuk merekam pertemuan Iqbal Idengan neneknya. Disana neneknya menagis ketika melihat Iqbal dan menceritakan kenapa iqbal bisa begitu (pas bayi Iqbal sakit panas, dan penanganannya terlambat). Neneknya juga bercerita tentang kondisi Ibu Iqbal dan keluarganya (1 hal ketika jadi wartawan yg sering gue dapat adalah curcolan orang cyiin).

Terakhir ketika gue ke SCTV untuk mengambil nilai magang, Mas Nur cerita kalau dari liputan itu ada 1 anak yang berhasil dipertemukan dengan orang tuanya. Saat itu gue sadar kalau wartawan adalah salah satu profesi mulia. Entah ketika berhasil mempertemukan keluarga yang terpisah, atau ketika menjadi anjing pengawas (watchdog) pemerintahan Indonesia yg super bobrok (kenapa super? Mahkamah Agung dan Gubernur aja korupsi makan uang rakyat, iuuh), atau ketika menjadi penyampai informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, agar melek globalisasi dan menanamkan kepedulian bagi negaranya sendiri.

Salam,

Silvita Agmasari
Seorang yg sampai sekarang masih punya impian jadi wartawan.
Doakan aku ya ! ( gaya benteng Takeshi)






Silvi Anak Magang ( Magang Lagi Sil?)


Setelah selesai dengan magang pertama di Trans TV, yup! Gue lanjut magang lagi. Eiits. Tapi kali ini di stasiun TV yang berbeda dan posisi berbeda pula. Jadi begini ceritanya (Muka seram dan serius sambil keluar ingus).

Suatu hari ketika gue magang di Trans TV, ada nomor tak dikenal menelpon gue, dalam hati gue mikir mungkin ini manager artis atau ada artis yg kepincut sama gue, atau jangan-jangan abang cendol yg sering gue samperin (yo wess, di cek blog sebelumnya, “silvi anak magang” trans tv). Ternyata oh ternyata, itu HRDnya SCTV . Mba ****. Dia bilang kalau dia nerima cv gue dan menawarkan untuk magang jadi reporter news di SCTV. OMG ! mau banget, secara saya anak Jurnalistik. ingin coba pengalaman liputan sesungguhnya. Tapi masalahnya, gue belum selesai magang, dan perKULIahan sudah mau aktif lagi. Galau lah saya, tp dengan nekatnya gue bilang kalau mulainya bulan Oktober boleh tidak mba? Dia bilang boleh.

Jujur aja gue banyak orang bilang gue nekat, bagaimana ngak, ketika magang di liputan 6 SCTV itu, gue di semester akhir dengan 3 mata kuliah, skripsi, dan laporan magang berjumlah total 16 SKS. Dan gue masih nekat magang jd reporter yg sibuknya bisa dibayangkan. Tapi sekali lagi, prinsip gue jadilah YES man. Ambil semua kesempatan yg ada, karena kita ga akan tahu kesempatan apa yg ada dibaliknya.

Sampai akhirnya maganglah saya di Liputan 6 SCTV. Sebagai anak jurnalistik, dari cerita teman-teman yg pengalaman magang jadi reporter di stasiun tv atau portal online, sudah kebayang deh kerjanya.

Tapi pastinya ditiap perusahaan punya peraturan yg berbeda, nah kalau di Liputan 6, anak magang selalu di dampingi oleh reporter dan kameramen senior. Jadi kita tinggal milih aja hari itu mau ngintilin siapa. Nah, kebetulan gue orangnya sangat random. Siapapun yang gue lihat pertama kali di ruangan itu akan gue intilin. Hahahaa. Ada juga anak magang yang perginya sama dia, diaaaa terus sampai akhir. Menurut gue rugi men. Walau kita cocok sama orang itu, tp malah bikin kita kurang kenal sama yang lain, dan ga dapat ilmu yg banyak.

Tugas reporter simpelnya adalah nyari berita & nulis naskah berita. Soal diedit, dan di dubber, itu semua urusan producer,korlip dkk yang ada di kantor. Saat kerja. Reporter selalu berpasangan sama kameramen. Jadi kerjasama team sangat penting disini.

Liputan yg gue lakukan saat magang lumayan banyak dan beragam. Dengan berbagai narasumber, dari tukang jualan tempe sampai Megawati, di berbagai tempat. Dari pasar, tempat pameran, KPK, DPR/MPR sampai panti penampungan.

Dan bukan silvita rasanya kalau ga ada awkward moment. Bagai sayur tanpa garam kalau kata Inul. Suatu hari gue, mba Debrina, dan Kang Nandar kebagian liputan di Balai Kota (Kantornya gubernur dan Wagub DKI)  Sebelumnya Mba Debrina bilang, kalau gue harus nanya juga di sesi ini. Entah bagaimana sepertinya gue berjodoh sekali dengan Ahok. Tiap liputan pasti ketemunya Ahok, ga pernah ketemu Jokowi. Nah pagi itu Ahok rencananya mau pergi ke Kantor TMC Polda Metro. Semua wartawan bersiap di pintu keluar Balai Kota, untuk wawancara door stop (wawancara cegat narasumber, hampir mirip sama senior sma yg mau labrak adek kelas. Keroyokan). 

Nah mulailah semua wartawan bertanya hal-hal yg mau ditanya atau disuruh kantor tanyakan. Ketika mereka semua bertanya gue memperhatikan Ahok dengan seksama. Mungkin karena gue terlalu hanyut menyimak  Ahok bicara, (menyimak mukanya juga), lalu orang tua gue yang berasal dari Bangka, dan lingkungan kampus gue yang rata-rata adalah chinesse. Gue seperti punya ikatan emosional dengan Ahok. Sampai ketika gue bersuara dan bertanya “ Lalu, bagaimana penanganannya Koh?” . 
Gue: Shock… *spechless, 2 atau 3 wartawan disamping gue yang mendengar itu lihatin gue dengan bengong. Ahok senyum. Lalu lansung disamber oleh pertanyaan wartawan lain yang cepat dan suaranya keras. Untuknya suara gue ga gitu keras.
Ketika gue cerita sama Mba Debrina dan Kang Nandar, mereka ngakak dengarnya. ketika gue cerita ke teman gue mereka ngakak dan bilang, emang di Glodok sil ! 

Ketika liputan bareng dengan reporter dan kameramen pastinya banyak waktu luang di perjalanan atau dalam keadaan menunggu wawancara. Disana juga waktunya gue sebagai anak magang belajar dari para senior. Banyak sekali yang gue pelajari. Dimulai dari cara menulis naskah liputan TV, etika wartawan yang simpel-simpel, sampai idealisme wartawan ttg uang jale (ga asing lagi ttg uang yg diberikan kpd wartawan oleh pihak-pihak yg ingin beritanya ditayangkan). Apalagi kameramen SCTV rata-rata sudah bekerja belasan sampai puluhan tahun. Bnyak pertanyaan ttg bagaimana suka duka peliputan, peliputan, contohnya saat tsunami Aceh  atau kerusuhan  Mei 98 (ingat wartawan adalah saksi sejarah garis depan). Dan gak lupa gue minta nasihat dan petuah untuk pekerjaan gue di masa depan. Hehehe

Yang paling konyol adalah ketika ngomongin soal pasangan hidup antara Mba Rini, Bang Yuli, dan gue ikut bertanya. Kata Bang Yulli anak magang yg satu ini unik yah, yang lain nanya seputar liputan, kenapa dia nanya soal cinta dan pasangan hidup. Wkwkwkk. Dan Bang Yuli dengan semangat menjelaskan tipe laki-laki yang baik untuk dinikahi. hahaha Belajar bisa dari mana ajah kan?

Ga jarang anak magang juga di traktir sama reporter atau kameramen yg sedang tugas bareng. Pernah juga gue ditraktir Bang Edison makan makanan Batak, yaitu Lapo (kebetulan 1 tim dan supirnya non muslim). Asyik ya liputan sambil kulineran. Gue baru pertama kali coba Lapo dan enakkkk ! Hahahaa. 
   
Gue juga belajar banyak dari para reporter. Salah satu liputan  live event besar dan penting yg pernah gue lakukan adalah Rakernas PDIP di Ancol. Saat itu Mba Desa yg kebagian tugas untuk melaporkan secara live dan busyett gue sampai terbengong-bengong Mba Desa laporan live gak pakai secarlik kertaspun atau hp untuk skrip naskah nya. Jadi itu semua pure dari mata ke otak ke mulut, dan super duper lancar. Sampai gue bertanya “Mba tips nya apa biar bisa laporan live selancar itu, ga pakai alat bantu? “. Mba Desa bilang kalau  dia pake alat bantu , malah jadi kacau ngomongnya. Dia lupa semua yang mau diomongin. Kecuali laporan angka-angka dia perlu bantuan kertas. Dahsyat pisan euuy!

Itu dia cerita magang gue di liputan 6, SCTV. Magang jadi reporter tentunya banyak suka seperti yang gue ceritakan, tapi tentunya banyak duka juga, kalau kamu tipe yang ga bisa mencium asap rorok dan ga rela kena panas terik matahari, duduk lesehan dimanapun (mending jangan coba jd wartawan berita). Kena macet di jalan, ditolak atau ga ketemu narasumber itu hal biasa karena wartawan kerjanya memang di Lapangan. Tapi kalau kamu cepat bosan kerja di kantor, kakinya gatel suka bepergian, dan suka hal baru serta tantangan. Jadi wartawan adalah salah satu profesi yg menyenangkan dan mulia tentunya.


Trimakasih untuk seluruh crew liputan 6 SCTV baik yang di kantor, khususnya yg di lapangan Mba Debrina , Mba Desa, Ko Edy, Mba Rini, Bang Yuli, Bang Edison, Bang Dedi, Kang Nandar, Mas Nur, dan masih banyak lagi yang ga bisa disebut satu-satu. Terimakasih atas pengalaman dan ilmu yang diberikan. Salam SCTV !  

btw: mohon maaf tidak ada dokumentasi foto. Foto saya hilang bersama handphone saya yg hilang di mall (hiks)

Selasa, 04 Februari 2014

Berpesta Makan-Minum di Thailand



Dari post From Thailand with Drama ada satu hal yang tidak gue rincikan, yakni makanan dan minumamn disana. Biasanya hal terbaik disiapkan di akhir, begitu juga dengan blog makanan dan minuman disana.

Makanan dan minuman di Thailand itu super duper murah dan enak! Makanan favorit gue dan teman-teman adalah sate-satean ! kalau sate disini identik dengan bumbu kacang, disana beda. Di sana satenya hanyalah daging biasa seperti ayam, bakso-baksoan, atau daging babi yg di marinated (direndam bumbu) lalu dipanggang atau digoreng. Sambalnya ga ada, karena ga perlu. Begitu aja enak pake banget dan gede-gede banget. 1 sate ayam atau babi yg besar ukurannya harganya Cuma  3-5 ribu rupiah !




Makanan yang pertama kali gue makan disana dan lumayan sering adalah sup daging yg pakai mie, kwetiauw atau bihun. Mirip bakso di Indonesia tapi dengan berbagai macam daging, yang gue jg ga tau itu daging apaan. Hahaa. Orang thailand bahasa Inggrisnya rata-rata. Hal yang paling menyesatkan saat beli makanan pertama gue disana adalah mereka bertanya spicy? Oh yes spicy ! dan gue sempat bingung pas makanannya datang kenapa kuahnya dikit banget. Pas gue makan, HAAAHHH! (kalau di kartun kuping, hidung mulut gue keluar asap) sumpah pedes banget ! gue lihat orang disamping gue kuahnya banyak. Alhasil gue ketempat orangnya lagi, ternyata benar kuahnya ada 2 macam 1 spicy 1 yg biasa, biasanya org makan dicampur. Bahkan dicampur pun masih pedas. Tapi enak looh rasanya
sup super pedas
Makanan di Thai rata-rata rasanya hampir mirip pedas dan asam. Sampai spagheti yg ada di 7/11 nyapun asam.  Jadi cocok banget buat yg suka makan cuka pakai  sambal di Indonesia. Semua makanan yg gue coba di Thailand enak, yang paling ga enak adalah sambalnya. Sambalnya freak bgt. Komposisinya terdiri dari cukaaaa, gula, dan sedikit sekali sambal. Kalau di Indonesia di meja makannya ada garam beda di Thai, adanya gula.

makan bubur jg sambalnya sambal cuka dan gula -_-

Gak ketinggalan gue cobain kuliner aneh di Thailand yaitu serangga. Makanan ini Cuma bisa di jumpain di Khaosan road. Jadi semua serangga kayak kecok, kalajenking, belalang, capung, dll itu digorang ekring. Trus kalau kita beli di kasih plastik dan disemprot bumbu. Jujur aja jijay ya, tp kalau ga dicoba nyesal bgt. Biar ga terlalu ekstrem, yg gue coba adalah belalang goreng. (ga mungkin kecok saya jijay bgt sama kecoak). Rasanya garing asin. Kalau gue bilang kayak ikan teri digoreng kakinya. Badannya kayak keripik. Tidak semenakutkan yg dikira rasanya.

belalang goreng

dimakan dulu ya belalangnya teman-teman

Trus, kalau di Indo kita sering dengar Duren Bangkok, Jambu Bangkok, apaan lah di Bangkokin, maka penasaranlah gue dengan buah-buahan yang ada di Bangkok. Apakah benar rasanya seistimewa sampai di Indonesia segala buah yg nedar dan mahal disebut dengan embel-embel Bangkok.
Buah pertama yg gue makan adalah stoberi yang dijadikan jus di Pattaya. Ada kios jus, yg memasukan semua stoberi ke dalam gelas plastik us sampai full. Tadinya gue pikir ini hanya hiasan kios tersebut agar menarik pembeli, pas gue beli, ternyata beneran itu stoberi sampai ngepoll digelas di jus ! yg paling gokilnya lagi harganya Cuma 6-7 ribu rupiah! Rasanya jgn ditanya betul-betul kental dan manis, ga pake pemanis buatan (dahaga bgt ini ingat jus stoberi itu). Di Thailand berkali-kali gue makan jus stoberi. Yang pakai  tambahan yoghurt dijusnya Cuma 9 ribu rupiah dan super kental. 
kios jus jeruk di thailand

Selain stoberi buah lainnya yg gue makan adalah kelapa. Sebenarnya gue beli kelapa bukan karena mau, tapi karena haus abis keliling naik gajah. Pas gue minum airnya biasa saja seperti eklapa di Indonesia. Pas gue kerok dagingnya gue makan. Ya ampuuun tebel, muda, dan manis bgt. 2 x lebih tebal dari kelapa muda di Indonesia. Karena Cuma dikasih sedotan gue balik ke kiosnya minta sendok. Dan mereka ga punya. Gue cari kemana-mana ga ada sendok. Sampai akhirnya ngak gue makan daging kelapanya akrena mereka ga punya sendok. Grrrrrrr.. kelapa kedua yg gue makan adalah saat di perahu di pasar apung. Lagi-lagi gue Cuma dikasih sedotan. Samopai saat itu gue bertekad kalau gue ke Thailand lagi di tas gue akan selalu gue siap siagkan sendok khusus untuk makan kelapa.
Di pasar apung juga gue beli Jambu bangkok 2 kg untuk gue bawa pulang ke Indonesia. Hahaaa, ini saking terobsesinya gue dan buah-buahan. Sampai koper gue penuhnya gara-gara bangkok. Dan sampai Indonesia sesuai dugaan. Jambunya emang top cer!

jatuh cinta dgn kelapa thailand


Pada saat belanja di chatuchak ada juga yg ga boleh dilewatkan yaitu es krim kelapa di dekat jam towernya. Sebenarnya byk di Chatuchak yg jual es krim kelapa, kebetulan yg gue makan yg di sebelah tower. Es krimnya mirip es serut di Indonesia, tp lebih creamy. Disajikan pake batok kelapa kecil, ditaburin kacang diatasnya. Dan sekali lagi ini es krim enakkkk banget (Julia-pun sampai bilang ini es krim terenak yg dia makan) rasanya unik, creamy, lembut di lidah.

Saat belanja juga Julia beli jus Jeruk, dan kita menyaksikan langsung proses bikinya. Jadi dia pakai jeruk banyak bgt buat bikin jus jeruk, dan ga ditambah air lagi. Bulir-bulirnya jg masih utuh soalnya dia pakai mesin khusus gitu. Harganya sama kayak jus stoberi kisaran 7-10 ribu. Sampai Julia hitung 1 kg harga jeruk di Indonesia dibandingkan dgn jus jeruk itu, jadi berapakah hrga sebenarnya buah-buahan di Thailand?
Kalau ke Thailand rasanya juga ga afdol gak makan Duren Bangkoknya. Durennya sama seperti Duren Bangkok yg kita makan di Indonesia, jadi buat gue bukan sesuatu hal yg baru. Tapi pastinya dengan harga yg lebih murah (ga tau kisaranya berapa, abisnya nyomot punya tante Dewi mamanya Saras) haha
Salah satu minuman khas Thailand yg terkenal dan sering ada di luar negeri adalah Thai Tea . rata-rata Thai tea disajikan dingin. Saat di Thailand minuman ini yg paling sering gue minum (karena doyan) dan gampang dijumpai. Tapi dari sekian banyak yg gue beli yg paling ebrkesan buat gue adalah Thai Iced Tea yg ada di daerah Khaosan yg dijual sama tante-tante di gerobaknya. Gue beli 1 plastik gede (ga kayak plastik minum di Indo yg seucrit. Thai teanya ini betul-betul dia buat kalau ada yg pesan. Rasa Tehnya terasa bgt sampai kental, dan itulah yg bikin istimewa. Oh ya jangan bingung kalau di Thailand beli Thai Tea diaksih esnya banyak bgt. Gue ga tau ini emang siasat dagang biar irit, atau biar teh, susu, dan esnya larut. hehehee 
Tom Yum dan Thai Tea makanan Thailand yg terkenal diseluruh dunia

Minuman terakhir yg bikin gue penasaran di Thailand adalah Singha beer. Gue lumayan suka rasa beer (walaupun di agama saya minuman keras sgt dilarang, dan masuk dalam 5 silanya)  jadinya kalau minum beer harus tahu diri. Nah, di Thailand ini logo Singha Beer bertebaran di jalan-jalan (walau ga sampai dibikin kaos kayak beer bintang di Bali). Sebelum pulang pas makan di restoran ada Singha Beer ini, karena uda benar-benar penasaran akhirnya pesan, dan rasanya biasa saja ya, mirip beer bintang, tp ttp enakan beer bintang (cinta Indonesia). Hehee.

Jadi kalau kamu ke Thailand jgn lupa coba makanan, buah-buahan,d an minumannya ya. Jajanannya enak-enak dan bersih kok.

sedikit tips mencari makan di Thailand: 
1. buat yg muslim, ada baiknya simpan gambar babi atau hafalin babi dalam bahasa Thailand. Makanan disana rata-rata mengandung babi.(satau makanan gue yg rata-rata mengandung babi?)
2.kalau mau lihat tempat makanan enak, cari aja yang banyak tamunya. plus jgn ragu tunjuk makanan tamu lain yg bikin ngiler. hahaa
3. pergilah kemana perut menavigasi dan hidung menuntunmu ke makanan-makanan baru dan unik. 
 Dadaw!

FROM THAILAND WTH DRAMA (PART IV FINAL)

Day 4 & 5

hari ini panjang sekaliiiiii. dimulai pagi hari kita ke museum  Madame Tussauds Bangkok yang ada di Siam Discovery.

Bung Karno ada di Bangkok!
ayo tebak yg mana patung yg mana lilin



 Habis puas berpose super aneh di museum lilin (untuk masa depan gadis-gadis ini lebih baik tidak gue tampilkan di blog, hahahaa) lanjutlah ke rencana kita semua hari ini. SHOP 'TIL YOU DROP DIE ! HUAHAHHAA #evillaugh. Tempat belanja tujuan kami adalah Pratunam dan Platinum mall. dua-duanya ada di lokasi yang sama. bisa pakai bts, taksi, tuk-tuk apapun kesini. Bedanya Pratunam  dan Platinum  adalah kalau Pratunam  belanja di jalan, Platinum belanja di dalam mall yg semacam itc mangga dua. nah tentunya harganya beda dong, satu pake mall satu pake AC.  terserah kamu sukanya yang mana. 

yang psti gue lebih suka Pratunam, tetap karena faktor pengiritan. percaya tdk percaya gue dapat tas kulit cuma 60 ribu di Pratunam dan kaos lucu 18 ribu. Murah pake banget. konon kata teman-teman gue yg magang di Thailand, Pratunam ini memang tempat belanja paling murah se-Bangkok. Hip Hip Horray. 

Dan buat para cowo yg tulen, dan masih di jalannya. lebih baik kalian berpikir 2x saat teman-teman cewek kamu ajak kamu ke Bangkok. karena berdasarkan pengalaman teman-teman dan gue menghabiskan dari jam 1 siang- jam 7 malam di Platinum dan Pratunam ini. agak horor ketika Valen  tiba-tiba mimisan, Debby masuk angin dan muntah di mobil, dan Wike lari-lari kayak acara uang kaget mengejar barang di jalanan Pratunam. (Anak baik jangan dicontoh ya)

sesudah capek yang luar biasa, kita harus packing barang di Hotel akrena kita akan pindah hotel ke daerah Khaosan Road. Tepatnya di Korbua Hotel. Hotelnya bagus dekat sungai, tapi agak sulit carinya. ini hotel paling bagus selama kami di Bangkok.

pagi hari, pemandangan balkon hotel
dan karena sopir taksinya ga tau hotelnya dimana, di damparkanlah kami di jalanan mencari pakai Google maps, bawa" koper gede yg beranak hasl belnaja hari ini dan kemarin.

sampai di hotel, kita lansung ke Khaosan Road buat pijat ala Thailand. bedanya pijat ala Thai dan Indonesia adalah ga pake minyak, koin, apalagi bawang. hahaa. trus kita juga dikasih baju celana dan baju, tg mijat semua mba-mba Thai yg terlatih, karena kalau gak terlatih wassalam pada Tulang lu. karena pijat ini tujuannya bikin kletek-kletek tulang. (pijat Thai reccomended !)

Khaosan Road adalah destinasi utama turis-turis dari seluruh negara, khususnya para backpaker muda. banyak yg jualan souvenir, makanan, tempat pijat Thialand, dan yg tidak ketinggalan kalau banyak bule pasti banyak tempat ajeb-ajeb. jgn takut buat kamu anak baik-baik #kibasrambut. karena disini kamu akan menemukan hal unik dan keberagaman. Makanannya jujur aja ga enak, hahaha. akrena nyesuain lidah org bule x ya. jd bumbunya ga berasa, harga barangnya mahal (tp gue dpt kaus belel killers yg kece badai disini), dan bakalan banyak menemukan calo-calo lokal buat tour backpaker, dan yg paling ajaib adalah gue dkk, melihat bule-bule tampan sedang menawar banci-banci Thailand. jadi ini tempatnya rame pake banget.]

di dpn khaosan road


Paginya, ini hari terakhir kami di Thailand,  daerah Khaosan ini satu kawasan dgn Grand Palace yg terkenal dan Wat Pho atau patung Budha tidur. Bisa dibilang tiket Grand Palace lumayan mahal (lupa, tapo ratusan ribu rupiah) tapi buat kamu yg baru pertama kali ke Thailand, Grand Palace ini wajib bgt didatangin, arsitekturnya unik, warnanya khas Thailand. baguuss. tapi kalau ke-2 kali kayakna malas ya mahal banget.

saras dan valen di Grand Palace

selain itu gue dkk juga ke pasar apung yg entah ada dimana jauh banget pokoknya. dan jadi merasa ditipu sama supirnya. terus kita juga ke -aduh saya lupa- pokoknya kayak rumah ada taman-tamannya, rumah ini rumah bangsawan Bangkok yg jaman dulu bgt, dijadikan museum. 

pasar apung, byk yg jualan buah enak


entah apa ini namanya
mau punya rumah begini, hahaha
hari sudah sore, kami bersiap untuk pulang ke Indonesia, sebelum kena jam kantor Bangkok (macet). dan satu hal yg ahrus diingat. ingatlah bandara kalian di Suvarnabhumi atau di Don Mueang. jgn sampai kayak kami uda mau sampai Suvarnabhumi tiba-tiba ingat kalau ternyata bandaranya di Don Mueang (untung keburu looh ) kalau nga blog ini ajdi lebih panjang. hahaa

Saran dari gue kalau mau ke Thai, lebih baik ga usah pake tour. karena transportasi disana sgt mudah dan murah. kalau mau pake tour coba aja pake tour city, yg sehari doang misalnya. 




KOB KHUN KA!

FROM THAILAND WITH DRAMA (part III)

Day 3


Jam 8 pagi dari hotel mansion sarasinee kita siap- siap buat ke chatuchak weekend market . kalau katanya orang - orang . ini salah satu destinasi belanja di Bangkok yang ga boleh dilewatkan. Bahkan gue dan teman - teman sengaja cari tiket pesawat yang kena weekend , biar bisa ke chatuchak ini .

dari hotel ke chatuchak sekitar 10 menit , tapi kalau naik tuk tuk cuma 5 menit . yg blum tahu tuk-tuk itu seperti apa, tuk-tuk mirip bgt sama bajaj, tp lebih tinggi tmpt duduknya, dan tidak terbuat dari besi ringkih (g curiga bajaj itu dr seng), dan semua bagian jendela tuk-tuk itu bolong a.k.a. ga punya terpal. Buat gue yuk -tuk itu adalah bajaj setan ! ngebutnya paraahh banget, sampai ngepot-ngepot kalau belok. Bayangin kalau malam anginnya sedingin apa, dan abangnya pake tanktop man! jadi abangnya kebal angin, ga bisa lu santet pake angin.


lihat tuk-tuknya jgn lihat oom oom nya


Chatcuchak ini super gede , 1 hari ga bakal cukup untuk keliling disini. segala barang jualan ada . pakaian , bumbu dapur , pajangan , hewan , emas , semuanya ada !

ini salah satu tempat favorit gue di Thailand , kalau  pintar nawar barang , menurut gue disini adalah tempat beli baju paling murah dengan kualitas yang worth it (pratunam lebih murah lagi, tapi kualitasnya ckckck) . contohnya aja gue beli celana pendek jeans disini cuma 45 ribu. besoknya gue lihat di mall platinum, sama persis. harganya jadi 120 ribu . gokil yaa . yang paling gokil gue beli sunglasses cuma 12 ribu . gue taro di koper , nyampe di Jakarta . sunglasees ini jadi puzzle . hahahaa! (wong cuma 12 rebuk!!) gue juga beli bumbu tom yum disini . pas lagi beli bumbu gue bilang sama betty " yang enak yang mana ya bet ?  kemarin gue nyium makanan orang Thailand rasanya kayak bau ketek !" trus tiba- tiba ada orang Indo bilang " orang Indonesia ya? soalnya aku denger nyebut ketek gitu tadi" (pliss tak adakah kalimat lain yang kalian dengar ) . Ternyata mereka adalah pelajar yang sedang ditukar a.k.a pertukaran pelajar. mereka uda mau pulang ke Indo jadi beli bumbu disini buat oleh - oleh.

Di Thailand khususnya di tempat- tempat belanja pasti, PASTI ketemu orang Indonesia. Kalau lihat orang belanja pake koper gede diseret- seret biasanya itu pedagang dari Indonesia.Kalau lihat ibu-ibu segerombol nawarnya agak afgan bisa jadi itu ibu-ibu Indonesia, yg ttp menganut prinsip bangsa kita "Bersatu kita teguh, bercerai kita dimahalin".

Cara menawar di Thailand lumayan lucu . kalau kita nanya, how much ? dia lansung bilang harga satuan san harga wholesale . tapi orang thailandnya ngomongnya "whosew" . ada baiknya hafalin angka, atau jumlah uang di Thailand . terbukti lebih lancarin proses tawar menawar (apalagi naik taxi). dan klo ngomong pake bahasa thailand mereka lbh menghargai .

Untuk kisaran harga baju , kalau kamu bingung . coba deh cewe cewe yang biasa beli PO Bangkok. baju yang harganya 75-80 rb di OL Shop, di thailand aslinya cuma 100 baht atau 35 ribu rupiah . jadi baju Indo 2 xlipat baju di thai . ini berlaku khususnya di Pratunam.

balik dari Chatichak jam 4 sore (jangan kelamaan , ingat waktu, bisa kalap semua uang habis disini)
kami ke hotel dan bongkar" hasil belanjaan . kaloada yg penasaran hasil buruan gue di chatuchak ini dia barangnya:





keterangan:
rok 3 , dan kemeja 1 masing-masing harganya 100 bath (krg lbh 35 rb)
celana jins 1 45 ribu, jam tanga kulit 30 ribu, jam tangan #geprakbabiijo #ceritanyababiangrybird #sukabanget #hashtagalayers 18 ribu .cumi-cumian (juhi) 45 rib ikat pinggang 18 ribu, kacamata 12 ribu, yg paling mahal jam dinding vintagenya yakni 80 ribu. FYI gue cek di olshop indonesia dijual 250 ribu! #lansgungjualjamnya

sehabis dr chatuchak malam harinya kita ngemall duyu, kita ke terminal 21. jadi konsep mallnya lucu bgt. lantai dasar itu konsepnya bandara, lantai 2-atas negara-negara seperti Inggris, Jepang, Turki. toiletnya jg lucu ada yg konsepnya bakery, kapal, dll


kalau lg galau patung boleh jg digandenng







coba tebak juli jadi apa? ahhahaha
Nah habis dari terminal 21, kita ke tempat selanjutnya After U cafe yg sudah tersohor di daerah Siam Paragon (mirip Kemangnya Jakarta) katanya Shibuya Honey Toast disini harus dicoba, dan kita coba dan kita *pingsan . enaaak, enak banget. madunya dikasih 1 toples, terserah mau tuang brp banyak. menu lainnya jg patut dicoba.


shibuya honey toast by after u cafe

hari sudah malam, saatnya plg ke hotel istirahat untuk besok. atau kalo kamu anak gah03L, byk club di Siam Paragon silahkaan... aja lihat depannya lalu pulang. hahahaa

bersambung, tp tenang gak sepanjang cintra fitri kok